![]()
|

![]() |
Karir Terbaik di Tahun 2019 - Asean Games 2018 telah selesai sejak Agustus lalu, terdapat 6 cabang esports yang dipertandingkan sebagai pertandingan eksibisi di Agustus lalu. Hal ini tentu meninggalkan jejak yang mendalam bagi para gamers maupun penonton. Adapun 6 pertandingan yang diadakan pada Agustus lalu adalah League of Legends, Hearthstone, Pro Evolution Soccer, StarCraft II, Clash Royale, dan Arena of Valor. Kemunculan eSports sebagai cabang olahraga baru di Asean Games 2018 menjadi awal bagi atlet eSports untuk berunjuk gigi dan menunjukkan skill terpendam mereka. Sehingga tidak sedikit para gamers Indonesia yang memilih untuk menekuninya sebagai karir, apalagi di tahun 2019 ini bakal menjadi karir terbaik di tahun 2019. Pertumbuhan eSports di masa mendatang akan sangat fantastis bahkan sampai tahun 2022, menurut survey yang dilakukan Goldman Sachs (sebuah perbankan yang masuk ke dalam daftar Fortune 500). Berikut adalah hal-hal yang menjadi tolak ukur dilakukan oleh Goldman Sachs mengenai pertumbuhan eSports pada tahun-tahun mendatang:
1. Peningkatan Jumlah Penonton eSports Menurut informasi dari Goldman Sachs, jumlah penonton eSports baik dari saluran online maupun offline telah meningkat sejak tahun 2017, bahkan telah mengalahkan beberapa tayangan olahraga tradisional dunia seperti Final NBA. Goldman Sachs juga memprediksi bahwa angka penonton eSports akan lebih jauh lagi melampaui tayangan olahraga tradisional di tahun 2022 mendatang. Untuk saat ini, jumlah penonton untuk siaran eSports berasal dari YouTube dan Twitch, penonton ini bahkan melebihi penonton dari siaran saluran TV walaupun penonton HBO, Netflix, dan ESPN dijumlahkan, angka tersebut belum bisa mengalahkan jumlah penonton eSports. Ketika tiba di penutup tahun 2018, tercatat bahwa jumlah penonton untuk siaran eSports sudah mencapai angka 167 juta penonton. Goldman Sachs mengungkapkan bahwa pada tahun 2022 mendatang, angka tersebut akan berkembang menjadi 276 juta penonton. Kenaikan 109 juta penonton dalam 4 tahun menandakan bahwa setiap tahunnya ada penambahan sekitar 27 juta penonton. Sebagai informasi tambahan, akumulasi penonton dari tayangan tradisional tingkat dunia seperti NFL, MLB, NHL, dan NBA juga hanya mampu meraih 65 juta penonton.
2. Kenaikan Jumlah Hadiah dalam Setiap Turnamen Pendapatan yang diperoleh sebanyak ratusan hingga miliaran rupiah dari kemenangan turnamen eSports sudah tidak asing lagi di telinga. Mulai dari The International, yang mempelopori pertumbuhan industri eSports dengan hadiah utamanya 1 juta dolar, hingga turnamen local seperti Point Black National Championshop dari Garena yang menyediakan hadiah sebesar 1 miliar rupiah kepada pemenangnya. Jumlah hadiah tersebut secara langsung akan berdampak pada kenaikan penghasilan para atlet eSports yang nantinya juga akan memperkuat industri eSports itu sendiri. Dengan adanya hal ini, maka sudah menjadi bukti bahwa eSports bukanlah karir sembarangan. Tidak mengherankan jika kelak menjadi karir terbaik di tahun 2019, semakin banyak anak muda dan anak milineal yang memilih berkarir di industri eSports.
3. Keuangan eSports Survey yang dilakukan Goldman Sachs menyebutkan bahwa pemasukan utama turnamen eSports berasal dari periklanan, penjualan tiket, sponsorship, serta penjualan hak penyiaran media. Tetapi diantara itu semua, prediksi sumber pemasukan yang paling besar di tahun 2022 nanti akan berasal dari penjualan hak eksklusif penyiaran media serta perjanjian sponsorship yang ditawarkan. Hak eksklusif penyiaran media untuk suatu turnamen eSport mungkin masih terdengar asing. Namun saat ini, telah ada beberapa media ternama yang bersaing untuk mendapatkan hak siar. Facebook Gaming, YouTube Gaming, serta Twitch merupakan beberapa contoh perusahaan media yang giat mendapatkan hak penyiaran eksklusif. Sebelumnya, Facebook telah berhasil mendapatkan hak siar eksklusif dari ESL (Electronic Sports League), mengalahkan Twitch dan juga YouTube dengan inovasi Virtual Reality Streaming. Sementara dari segi sponsorship, melihat eSports yang merupakan perpaduan dari olahraga dan entertainment, perusahaan-perusahaan yang tidak begitu relevan dalam dunia gaming juga mulai mendekatkan diri menjangkau targetpasar di ekosistem eSports. Sebagai contoh Mercedes-Benz, sebuah perusahaan otomotif yang sama sekali tidak memiliki produk gaming, telah menjalin dan memperpanjang hubungan kerja sama dengan ESL hingga tahun 2020 nanti.
Olahraga Tradisional dan eSports? eSports yang sebelumnya masih dibingungkan antara olahraga maupun bukan, kini telah menyambut kedatangan olahraga tradisional di eSports. NBA (National Basketball Assocation) yang sebelumnya sudah hadir dalam video game, kini semakin memperkuat keberadaannya dengan NBA 2K eSports League. Sama seperti ESL, NBA juga menggandeng Twitch sebagai mitra penyiaran untuk seluruh pertandingan eSports. Tidak hanya NBA, NFL (National Footbal League) pun bekerja sama dengan Electronic Arts untuk menyiarkan Electronic Arts Sports Madden NFL 18 Championship dan Madden NFL 18 Ultimate League. Kesimpulan: Dari survey yang dilakukan Goldman Sachs, sudah tidak diragukan lagi bahwa pertumbuhan ekosistem eSports sudah tidak bisa dihentikan lagi. eSports sendiri telah menjadi sorotan target marketing dari berbagai perusahaan terkenal. Efek domino juga bakal terjadi disini, ketika satu elemen eSports diperkuat, maka elemen-elemen lain juga akan turut diperkuat. Pertumbuhan jumlah penonton, hadiah turnamen yang fantastis, partisipasi sponsor, serta penjualan hak penyiaran adalah hal yang bisa menentukan masa depan eSports ini. Jadi, masih ragu untuk berkarir di dunia eSports? Jangan lewatkan kesempatan ini, eSports yang bakan menjadi salah satu karir terbaik di tahun 2019
Rakit PC Gaming Impian Anda, Sekarang ! Sumber: kaskus.co.id |
|